Belanegara – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, melalui Kadin Regenerative Forestry Business Hub (RFBH), tengah gencar mendorong transformasi besar-besaran di sektor kehutanan. Bukan sekadar bisnis kayu lagi, Kadin berambisi menggeser paradigma menuju model Multi Usaha Kehutanan (MUK) yang lebih berkelanjutan dan merangkul lebih banyak pihak. Targetnya? Investasi fantastis senilai Rp 1,2 triliun dalam lima tahun ke depan!
Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia, menjelaskan bahwa Kadin RFBH dibentuk untuk mempercepat adopsi pendekatan kehutanan regeneratif. Konsep ini melampaui sekadar keberlanjutan (sustainability), dengan fokus pada peningkatan manfaat ekonomi dari ekosistem alam, sembari menjaga dan meningkatkan kualitas serta kuantitas aset ekosistem itu sendiri.

Dalam sebuah acara kolaborasi Kadin dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Senin (14/4/2025), Shinta memaparkan visi ambisius Kadin RFBH. "Dalam lima tahun ke depan, kami bersama pemerintah dan para pemangku kepentingan akan mendorong adopsi dan implementasi MUK oleh para pengusaha," ujarnya. Lebih lanjut, ia menambahkan, "Ini termasuk koordinasi dan pendampingan pada 10 proyek percontohan MUK yang telah tercantum dalam RPJMN 2025-2029, dengan target investasi baru mencapai Rp 1,2 triliun."
Langkah ini menunjukkan komitmen Kadin dalam memodernisasi sektor kehutanan Indonesia. Transisi menuju MUK diharapkan tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi sektor ini, tetapi juga memberikan dampak positif yang lebih luas bagi lingkungan dan masyarakat. Rp 1,2 triliun bukanlah angka kecil, dan keberhasilannya akan menjadi tonggak penting bagi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan Indonesia. Kita nantikan bagaimana strategi Kadin ini akan berdampak pada wajah kehutanan Indonesia di masa mendatang.