Belanegara – Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal pertama 2025 mencapai 5,4% (year-on-year), angka yang mengejutkan banyak pengamat ekonomi dunia. Pertumbuhan ini sejalan dengan kuartal sebelumnya, dan melampaui proyeksi pasar di tengah eskalasi perang tarif dengan Amerika Serikat. Bagaimana Negeri Tirai Bambu mampu mempertahankan momentum positifnya?
Data dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan PDB riil tumbuh 5,4%, melebihi target pertumbuhan tahunan sekitar 5%. Angka ini menjadi bukti efektifitas stimulus pemerintah dan kontribusi inovasi teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi secara kuartalan menunjukkan sedikit perlambatan, yakni 1,2% (quarter-on-quarter), turun dari 1,6% pada periode Oktober-Desember 2024. Perlambatan ini mengindikasikan adanya tantangan yang masih dihadapi perekonomian China.

Pertumbuhan ekonomi China yang tetap positif di tengah tekanan perang dagang dengan AS patut diacungi jempol. Langkah-langkah stimulus yang tepat sasaran dan peran inovasi sebagai penggerak utama pertumbuhan menjadi kunci keberhasilan ini. Namun, perlambatan pertumbuhan kuartalan menjadi sinyal penting bagi pemerintah China untuk terus memonitor dan mengantisipasi potensi risiko ekonomi ke depan. Pertanyaan besarnya adalah, mampukah China mempertahankan momentum ini di tengah ketidakpastian geopolitik global? Apakah strategi stimulus yang diterapkan saat ini cukup efektif untuk menghadapi tantangan jangka panjang? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan arah perekonomian China di masa mendatang. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami dinamika ekonomi China yang kompleks dan penuh tantangan ini.