Belanegara – Demam emas tengah melanda Indonesia. Harga emas batangan menembus angka Rp1,9 juta per gram, memicu euforia pembelian yang luar biasa. Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan cerminan dinamika ekonomi global yang turut mempengaruhi keputusan investasi masyarakat. Antrean panjang di berbagai gerai penjualan emas, baik milik Antam maupun Pegadaian, menjadi pemandangan yang tak asing akhir-akhir ini. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pertama, antrean panjang di berbagai gerai penjualan emas menjadi bukti nyata tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi pada logam mulia. Laporan dari lapangan menunjukkan, masyarakat rela mengantre sejak subuh demi mendapatkan emas batangan. Evi Gita, salah satu pembeli di Pegadaian Bekasi, misalnya, mengaku telah mengantre hampir setengah jam namun tetap tak mendapatkan emas yang diinginkan karena stok yang terbatas. Cerita serupa juga datang dari netizen @journeywithapr yang melaporkan antrean panjang di butik Antam Pondok Indah Mall, dengan emas berukuran di atas 5 gram ludes terjual sejak pagi.
Kedua, imbal balik investasi yang tinggi menjadi daya tarik utama. Para pembeli yang diwawancarai di Butik Emas Logam Mulia Antam, TB Simatupang, Jakarta Selatan, menyatakan bahwa keuntungan investasi emas jauh lebih besar dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti deposito di bank konvensional. Salah satu pembeli, Oki, mengungkapkan preferensinya untuk menambah portofolio asetnya dengan emas batangan karena lonjakan harga yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa emas dianggap sebagai instrumen investasi yang lebih aman dan menguntungkan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Ketiga, lonjakan harga emas sendiri didorong oleh berbagai faktor global. Kenaikan harga emas Antam, misalnya, dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden AS Trump dan perang dagang antara AS dan China. Ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi nilai tukar mata uang asing juga turut berperan dalam meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Keempat, fenomena ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap emas sebagai investasi jangka panjang. Meskipun harga emas fluktuatif, emas tetap dianggap sebagai aset yang relatif stabil dan tahan terhadap inflasi. Tingginya minat masyarakat untuk membeli emas di tengah harga yang tinggi menunjukkan keyakinan mereka terhadap potensi keuntungan investasi emas dalam jangka panjang. Kondisi ini menjadi sinyal penting bagi para pelaku pasar dan pemerintah untuk mencermati dinamika investasi emas di Indonesia.
