Belanegara – Antrean panjang di gerai Galeri 24 Pegadaian, bukan hanya di Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia, menjadi pemandangan umum akhir-akhir ini. Fenomena borong emas tengah melanda negeri, memicu pertanyaan: apakah ini investasi rasional atau hanya Fear Of Missing Out (FOMO)? Lonjakan permintaan emas yang signifikan ini tak lepas dari ketidakpastian ekonomi global. Gejolak geopolitik dan fluktuasi harga komoditas telah mendorong perubahan perilaku investasi masyarakat Indonesia, dengan emas menjadi pilihan utama.
Emas, sebagai instrumen safe haven, memang menawarkan daya tarik tersendiri. Likuiditas tinggi dan ketahanan terhadap inflasi menjadikannya aset yang relatif stabil di tengah ketidakpastian pasar. Prediksi kenaikan harga emas di masa mendatang semakin memperkuat daya tariknya. Galeri 24, anak usaha PT Pegadaian, merasakan langsung dampaknya. Data penjualan mereka dari 8 hingga 13 April 2025 menunjukkan angka fantastis: lebih dari 250 kg emas batangan dan lebih dari 6 kg emas perhiasan terjual.

Salah satu pembeli, Riri, mengungkapkan alasannya, "Saya beli emas batangan 100 gram karena harganya selalu naik. Saya yakin akan terus naik, jadi investasi di emas menurut saya aman. Galeri 24 juga nyaman karena banyak gerainya dan harga buyback-nya tinggi."
Galeri 24 sendiri menawarkan beragam produk, mulai dari emas batangan berbagai ukuran (1 gram hingga 1 kg), Baby Gold, perhiasan, emas suvenir yang bisa dikustomisasi, hingga emas batangan 12,5 kg untuk investor kelas kakap. Fenomena ini tak hanya terjadi pada emas fisik. Transaksi Tabungan Emas Pegadaian secara digital juga melesat.
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, mengungkapkan lonjakan transaksi Tabungan Emas Pegadaian hingga 4 kali lipat di bulan April 2025. "Rata-rata transaksi yang biasanya 380 miliar rupiah, kini mencapai 1,5 triliun rupiah. Kami optimistis hingga akhir April akan meningkat hingga 10 kali lipat," ujarnya. Damar juga memastikan keamanan transaksi digital dengan sistem 1:1, di mana stok emas fisik telah disiapkan sesuai jumlah transaksi.
Pegadaian, sebagai penyedia layanan Bank Emas pertama di Indonesia, menawarkan berbagai produk investasi berbasis emas, termasuk Cicilan Emas dan Deposito Emas. Komitmen Pegadaian untuk meningkatkan literasi keuangan juga menjadi bagian dari strategi mereka dalam mendukung program pemerintah untuk "menguasai" pasar emas di Indonesia. Pertanyaannya kini, apakah tren ini akan berkelanjutan atau hanya euforia sementara? Waktu yang akan menjawabnya.